Daftar Isi [Tampil]


Tanihoki.com
- Sapi Pasundan merupakan salah satu sapi lokal yang berasal dari Jawa Barat. Sapi ini terbentuk dari hasil persilangan antara Bos sundaicus, sapi Bali, sapi Jawa, sapi Madura, dan sapi Sumba Ongole yang telah beradaptasi lebih dari 10 generasi. 

Sejarah sapi ini telah menyatu dengan kehidupan masyarakat peternak selama ratusan tahun, serta dijadikan sebagai sumber modal kehidupan masyarakat. Sejak dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian (SK Mentan) Nomor: 1051/Kpts/SR.120/10/2014 tanggal 13 Oktober 2014 tentang Penetapan Rumpun Sapi Pasundan, sapi ini dijadikan plasma nutfah Indonesia yang perlu dipertahankan dan dikembangkan di masyarakat.

Menurut Harry Chakra Mahendra, Pengawas Bibit Ternak di Direktorat perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Sapi Pasundan memiliki tubuh berbentuk segi empat dengan kaki yang panjang dan kecil, serta tanduk yang umumnya pendek. 

Warna tubuh sapi Pasundan dominan merah bata namun terdapat warna putih pada bagian pelvis dan keempat kaki bagian bawah. Sapi Pasundan juga memiliki garis belut atau garis punggung sepanjang punggung dengan warna lebih tua dari warna dominan. Beberapa Sapi Pasundan jantan dapat mengalami perubahan warna dari merah bata menjadi hitam sesuai dengan dewasa kelamin.

Keunggulan utama dari sapi Pasundan adalah kemampuannya untuk lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan cuaca. Hal ini tentu akan memberikan dampak positif terhadap sistem kesehatannya karena dengan lebih mudah beradaptasi, tubuh ternak ini dapat merespon perubahan cuaca dengan lebih baik sehingga tidak mudah stres. 

Selain itu, sapi ini memiliki prosentasi karkas yang cukup baik yaitu berada pada kisaran 50% dengan bobot potong 300-350 kg dan mempunyai potensi untuk menghasilkan daging dengan kualitas premium. Sapi Pasudan juga dapat menyesuaikan diri dengan kondisi agroekosistem di Provinsi Jawa Barat, serta memiliki ketahanan terhadap penyakit malignant catarrhal fever (MCF).

Dalam upaya menjaga dan melestarikan plasma nutfah asli Indonesia ini, terdapat empat unsur yang terlibat yaitu Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi Potong (BPPIBTSP) Ciamis Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar, serta Kelompok Peternak Binaan. Keempat unsur tersebut antara lain dalam penyediaan benih sapi Pasundan unggul dan pengembangan berbasis peternak.

BET Cipelang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Ditjen PKH yang memiliki tugas dan fungsi sebagai balai yang memproduksi embrio untuk mendapatkan ternak sapi yang berkualitas dan selanjutnya akan dijadikan sapi donor sebagai penghasil embrio. 

Saat ini donor sapi Pasundan sudah ada di BET Cipelang, donor sapi lokal (plasma nutfah) lainnya yang ada yaitu  Sapi Aceh, Sapi Bali, Sapi Madura dan Sapi Ongole. Hasil embrio sapi pasundan unggul yang dihasilkan dapat diaplikasikan di peternak binaan maupun dibesarkan sendiri oleh BET Cipelang untuk dijadikan pejantan di BIB Lembang maupun di BPPIBTSP.

BIB Lembang juga memiliki peran dalam pengembangan plasma nutfah ini dengan menghasilkan semen beku sapi Pasundan. Semen beku sapi Pasundan yang ada di BIB Lembang sebagai alternatif pejantan selain yang ada di BPPIBTSP. 

Karena, pejantan sapi Pasundan yang dimiliki oleh BIB Lembang tidak sebanyak yang miliki oleh  BPPIBTSP. Namun masing-masing memberikan kontribusi bagi pengembangan sapi Pasundan di Jawa Barat. Total pejantan sapi Pasundan yang tersertifikasi sebanyak 9 ekor (2 di BIB Lembang dan 7 di BPPIBTSP). Sementara stock produksi semen beku sapi Pasundan dari kedua balai yaitu sebanyak  110.262 dosis dan semen beku yang telah didistribusikan dan digunakan oleh peternak sapi Pasundan di Jawa Barat  sebanyak  10.421 atau 9,45% dari stock produksi.

Post a Comment