Daftar Isi [Tampil]


BOGOR – Penelitian terbaru oleh Prof Hasim dari DEA, Guru Besar IPB University mengungkapkan sepuluh tanaman terbaik di Indonesia dengan potensi antiobesitas. Selain itu, dalam riset yang sama, ia juga menemukan enam jenis herbal dengan potensi antidiabetes. Pengungkapan ini dilakukan melalui Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah yang diadakan secara daring pada 19 Oktober.

Prof Hasim membagikan temuannya tentang tanaman antiobesitas. Terdapat sepuluh tanaman yang masuk dalam kategori ini, yakni daun kelor, daun kemangi, daun asam jawa, buah asam gelugur, rimpang lengkuas, rimpang kencur, daun kumis kucing, daun jambu biji, serai wangi, dan kayu secang.


Potensi Herbal Indonesia di Mata Dunia

“Hasil meta-analisis kami menunjukkan bahwa sepuluh tanaman tersebut merupakan tanaman terbaik di Indonesia yang memiliki potensi antiobesitas,” ungkap Prof Hasim, dikutip dari website resmi IPB, Sabtu (21/10/2023).

Selain tanaman antiobesitas, penelitian ini juga membawa berita baik tentang potensi antidiabetes. Enam jenis herbal yang disebutkan oleh Prof Hasim antara lain angkak dan bekatul, batang kayu ular, daun murbei, kulit kopi arabika gayo, dan daun serai wangi.

Dalam penjelasannya, Prof Hasim mengatakan bahwa penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode in silico, in vitro, dan in vivo. Tikus digunakan sebagai hewan coba dalam riset ini. Dia juga mencari potongan informasi dari tanaman dengan potensi obat herbal antiobesitas dan antidiabetes yang telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selama lima tahun terakhir (2019-2023).

Dari data tersebut, ditemukan beberapa herbal dengan aktivitas antiobesitas dan antidiabetes, yaitu daun jati belanda, kunyit madu, lidah buaya, teh hijau, meniran hijau, daun binahong, mahkota dewa, propolis, dan kulit manggis.

Pentingnya penelitian ini tidak dapat diabaikan. Prof Hasim menyatakan bahwa riset mengenai antiobesitas dan antidiabetes terus diperlukan mengingat prevalensi kedua penyakit ini terus meningkat setiap tahunnya, baik di dunia maupun di Indonesia.

Untuk memberikan gambaran, di Indonesia, prevalensi obesitas mencapai 21,8 persen pada tahun 2018 dan diabetes sebesar 10,6 persen pada tahun 2021 (untuk kelompok usia 20-79 tahun). Obesitas dapat meningkatkan risiko kematian dan penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular seperti jantung koroner, hipertensi, dan stroke.


Post a Comment