Daftar Isi [Tampil]


Tanihoki.com
– Ternak ayam kampung punya prospek bisnis yang menguntungkan. Selain punya pasar yang luas, ayam kampung juga relatif lebih mudah dalam perawatan.

Salah satu jenis ayam kampung yang cocok untuk ternak adalah ayam kampung KUB. 

Berdasarkan referensi dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan – Provinsi Sumatera Utara, ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) merupakan hasil seleksi dari rumpun ayam kampung selama 6 generasi.

Ayam KUB-1, salah satu galur ayam KUB, merupakan hasil pemuliaan ayam kampung (Gallus gallus domesticus) yang berasal dari daerah Cianjur, Depok, Majalengka, dan Bogor di Provinsi Jawa Barat.

Kriteria seleksi yang dilakukan dalam pengembangan ayam KUB adalah peningkatan produksi telur dengan mengurangi sifat mengeram.

Galur Ayam KUB-1 telah dilepas dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 274/Kpts/SR.120/2/2014.

KUB memiliki banyak keunggulan, di antaranya adalah pemberian pakan lebih efisien dengan konsumsinya yang lebih sedikit, lebih tahan terhadap penyakit, tingkat mortalitas yang lebih rendah.

Selain itu produksi telur Ayam KUB lebih tinggi dibanding ayam kampung lain dengan frekuensi bertelurnya setiap hari, sehingga dapat dijadikan solusi pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat.


Kisah Sukses Ragawi Farm

Nah, salah satu peternak yang sukses mengembangkan ayam kampun ini adalah Azaras Ragawi, pemilik Ragawi Farm. 

Seperti ditayangkan di kanal YouTube Capcapung, Ragawi menjalankan usaha peternakan ayam kampung KUB di Niron, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. 

“Saya memulai peternakan ini pada tahun 2015 setelah berhenti dari profesi sebagai guru sekolah menengah pertama. Keputusan ini diambil karena kebijakan baru yang mewajibkan guru untuk berada di sekolah sepanjang hari, membuat saya kesulitan mengelola usaha peternakan,” ujarnya.

Awalnya, Ragawi mendapatkan dukungan dari istri dan orang tua untuk fokus pada peternakan. 

Menurutnya, pendidikan tidak harus di sekolah, tetapi juga bisa melalui hobi dan usaha peternakan. Kemudian pada 2023 dia memulai pelatihan untuk peternak pemula yang ingin belajar tentang peternakan ayam kampung.

Modal awalnya adalah pekarangan di belakang rumah dan sedikit tabungan dari honor mengajar. 

Dengan modal sekitar Rp200.000 hingga Rp300.000, Ragawi memelihara 10 indukan ayam kampung. 

“Dari situ, saya mulai memutar bisnis dengan menjual telur untuk membeli pakan dan menabung untuk pengembangan selanjutnya. Seiring berjalannya waktu, peternakan kami semakin berkembang,” katanya.

Di peternakan tersebut, dia mengelola bisnis dari hulu hingga hilir. Dari indukan yang bertelur, telur dijual sebagian dan sebagian ditetaskan sendiri. 

Adapun DOC atau day-old chick yang dihasilkan dijual sebagian atau dibesarkan untuk dijadikan ayam pedaging. Ayam dewasa dijual ke rumah makan, katering, atau pasar tradisional.

Tak hanya itu, Ragawi juga melakukan hilirisasi dengan menjual ayam dalam bentuk karkas atau olahan siap masak. 

“Awalnya, pemasaran dilakukan ke tetangga dan pasar tradisional. Namun, karena permintaan terus meningkat, kami menjual ayam hidup dan daging siap masak langsung ke konsumen, rumah makan, dan katering tanpa melalui tengkulak.” 

Hal itu memungkinkan Ragawi menawarkan harga lebih rendah dan meningkatkan omset.

Dia juga mengembangkan mesin penetas sendiri untuk memenuhi kebutuhan peternakan. Mesin ini mampu menghasilkan DOC dengan kualitas tinggi, mencapai angka produksi 90-100%. 

Siklus penetasan dilakukan setiap minggu, dengan telur dimasukkan ke mesin penetas dan dipindahkan ke ruang hatcher setelah 18 hari. DOC yang dihasilkan kemudian dipelihara hingga dewasa.


Pakan Ayam Kampung

Untuk pakan diberikan dua kali sehari dengan tiga jenis pakan yang berbeda untuk DOC, ayam pembesaran, dan indukan. 

Pakan ini diracik sendiri dengan bahan-bahan seperti ampas kelapa, ampas tahu, jagung, dan bekatul. 

Kolam ikan kecil juga dibuat untuk menjaga kelembaban di area peternakan dan mengurangi panas serta debu.

“Untuk peternak pemula, modal dan lahan tidak harus besar. Yang penting adalah pengetahuan dasar tentang peternakan dan kemauan untuk memulai,” ujarnya memberikan motivasi.

Awalnya, Ragawi memulai dengan hanya satu paket indukan, yang terdiri dari empat betina dan satu jantan. Dengan nutrisi yang cukup, hasil yang didapatkan akan sesuai dengan usaha yang dikerjakan.

Dia juga membuka pelatihan peternakan yang bisa diikuti secara online maupun offline. “Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut, bisa menghubungi nomor WA kami di 085725969966. Jika ingin memesan calon indukan, DOC, dan mesin penetas dari Ragawi Farm, bisa menghubungi kontak kami.”


Post a Comment