Daftar Isi [Tampil]


Tanihoki.com
– Buat kalangan milenial ataupun Gen Z, beternak bisa menjadi opsi bisnis yang menguntungkan di tengah susahnya cari kerja dan meningkatnya kebutuhan pangan untuk manusia.

Daging domba memiliki banyak penggemar di Indonesia, terutama saat hari raya besar seperti Idul Adha. Permintaan ini belum dapat dipenuhi sepenuhnya oleh peternak lokal, sehingga membuka peluang bagi peternak baru untuk masuk ke pasar.

Apalagi, harga jual domba cenderung stabil dan bahkan cenderung meningkat, terutama saat menjelang hari raya besar. Hal ini memberikan keuntungan yang cukup besar bagi para peternak.

Domba juga memiliki siklus reproduksi yang relatif cepat, yaitu sekitar 5 bulan. Hal ini memungkinkan peternak untuk meningkatkan populasi domba dengan cepat dan menghasilkan keuntungan lebih besar.

Salah satu contoh sukses itu ada pada Ahmad Alwi Sani, pemuda 22 tahun yang tinggal di Sadegan, Sumberarum, Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Peternak domba ini menceritakan kisah suksesnya lewat kanal YouTube Capcapung.

Awalnya, dia tertarik beternak karena sering bermain di rumah tetangga yang memelihara domba. Ketertarikan ini membuatnya ingin mencoba sendiri. 

“Jadi saya membeli dua ekor indukan betina dari tetangga saya dan membuat kandang sederhana dari bambu. Karena saya merasa peternakan domba sangat menjanjikan, saya menjual dua ekor sapi yang saya miliki untuk membangun kandang domba yang lebih baik,” katanya dikutip dari CapCapung.

Saat mulai beternak, Ahmad menghadapi banyak kendala, seperti indukan yang tidak mau menyusui anaknya atau anak domba yang mati setelah lahir. 

Dia sering bertanya kepada teman-teman yang sudah lebih berpengalaman untuk mencari solusi. Misalnya, dia diberi saran untuk memeras susu indukan dan memberikannya secara manual kepada anak domba.

Meskipun banyak rintangan, Ahmad tetap bertahan karena yakin bahwa peternakan domba memiliki prospek yang cerah. Setiap tahun, permintaan domba terus meningkat, sementara peternak muda yang tertarik sangat sedikit. “Hal ini memberi saya peluang besar untuk sukses di bidang ini.”

Untuk meningkatkan kualitas kandang, dibuatlah kandang terkoneksi yang memisahkan kotoran domba dengan urin menggunakan bahan plastik murah, keranjang, dan ember. 

Sistem ini membantu menjaga kebersihan dan mengurangi bau yang mengganggu lingkungan sekitar.


Tanam Rumput Odot

Dalam beternak domba, penting untuk memperhatikan kebutuhan dasar mereka seperti makanan, perawatan kesehatan, dan kebersihan kandang. 

“Saya menanam rumput odot dan indigofera di lahan seluas 4.000 meter persegi sebagai bank pakan untuk memenuhi kebutuhan makan domba setiap hari. Dengan lahan pakan yang dekat, saya tidak perlu membuat fermentasi atau silase,” tuturnya.

Setiap hari, dia mengarit rumput selama sekitar 15-20 menit dan membersihkannya sebelum diberikan kepada domba. Domba juga diberikan tambahan pakan berupa ampas tahu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi domba.

Dalam proses menanam rumput odot, terlebih dahulu tanah diolah agar akarnya bisa tumbuh dengan baik. Untuk menyuburkan rumput digunakan pupuk dari kotoran domba. Setelah 3 bulan, rumput siap dipanen dan dijadikan pakan.


Tempat Belajar Ternak Domba

Sementara itu, untuk penjualan dia menjual anak domba yang sudah lepas sapih atau indukan yang sudah bunting. “Banyak peternak lain yang sudah mengenal saya dan sering datang ke kandang untuk membeli domba sesuai kebutuhan mereka,” katanya.

Ahmad memberikan saran untuk pemuda yang ingin terjun ke dunia peternakan agar jangan gengsi dan selalu belajar dari senior. Mulailah dengan membeli indukan yang sudah bunting bisa menjadi langkah awal yang baik karena hasilnya bisa cepat dirasakan. 

Konsistensi dan semangat juga sangat penting dalam menjalankan usaha ini.

“Saya juga mengelola peternakan dengan gaya milenial agar mudah diikuti oleh generasi muda. Bagi yang ingin belajar lebih lanjut, bisa mengunjungi kandang saya, atau menghubungi saya melalui Instagram, TikTok, atau nomor WhatsApp 08573728967,” katanya. 


Tips Memulai Usaha Ternak Domba

Berikut adalah beberapa tips untuk memulai usaha ternak domba:

  1. Pelajari Seluk Beluk Ternak Domba: Cari informasi sebanyak mungkin tentang cara beternak domba, mulai dari pemilihan bibit, perawatan, hingga pemasaran.
  2. Buat Rencana Bisnis yang Matang: Rencanakan dengan baik segala aspek bisnis, mulai dari modal, lokasi, peralatan, hingga target pasar.
  3. Pilih Bibit Domba yang Berkualitas: Pilih bibit domba yang sehat dan memiliki potensi genetik yang baik.
  4. Sediakan Pakan dan Kandang yang Layak: Berikan pakan yang bergizi dan kandang yang bersih dan nyaman untuk domba.
  5. Jaga Kesehatan Domba: Lakukan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mencegah penyakit.
  6. Pasarkan Produk dengan Strategi yang Tepat: Gunakan berbagai strategi pemasaran untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik, usaha ternak domba dapat menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan.


Apa Itu Rumput Odot


Untuk pakan, rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) adalah salah satu opsi yang bagus untuk domba. Ini adalah salah satu varietas rumput gajah yang dikenal juga dengan sebutan Dwarf Elephant Grass atau Mott Elephant Grass. 

Rumput odot berasal dari Florida, Amerika Serikat dan telah menjadi primadona pakan ternak ruminansia di Indonesia sejak awal tahun 2000-an.

Rumput odot memiliki ciri-ciri ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis rumput gajah lainnya, mampu tumbuh dengan baik di musim kemarau dan di lahan dengan tingkat kesuburan rendah, produktivitas yang tinggi dan dapat dipanen beberapa kali dalam setahun, serta memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk ternak, seperti protein, serat, dan mineral.

Rumput odot juga mudah dibudidayakan sehingga cocok untuk dikembangkan oleh peternak kecil maupun besar. 

Rumput ini tumbuh dengan cepat dan dapat dipanen pertama kali pada usia 70-80 hari.

Rumput Odot relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Rumput ini dapat diberikan kepada berbagai jenis ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba, dan kerbau.

Post a Comment