Daftar Isi [Tampil]


Tanihoki.com
– Burung puyuh adalah salah satu unggas yang sangat cocok untuk dijadikan ternak. Sejumlah alasan berikut menjadi latar kenapa beternak burung puyuh bisa menjadi salah satu kegiatan yang menguntungkan secara ekonomi.

  • Pertumbuhan dan Produksi Cepat: Burung puyuh memiliki siklus hidup yang pendek dan cepat matang. Anak puyuh bisa mencapai dewasa kelamin dalam waktu sekitar 42 hari dan mulai bertelur. Hal ini memungkinkan peternak mendapatkan hasil dengan cepat dan memulai siklus produksi baru dalam waktu singkat.
  • Produksi Telur Tinggi: Puyuh betina mampu bertelur hingga 200 butir pada tahun pertama produksi. Telur puyuh juga dikenal bernutrisi tinggi dan memiliki pasar yang cukup besar, sehingga menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi peternak.
  • Ukuran dan Pemeliharaan yang Mudah: Ukuran burung puyuh yang kecil membuatnya tidak memerlukan lahan yang luas untuk pemeliharaan. Kandang dan peralatan lainnya juga lebih sederhana dan murah dibandingkan ternak unggas lainnya.
  • Manajemen dan Biaya Pemeliharaan Rendah: Sistem pemeliharaan puyuh relatif mudah dan tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Dengan sistem pemberian pakan dan minum yang otomatis, serta kebersihan kandang yang terjaga, pemeliharaan puyuh menjadi lebih efisien.
  • Fleksibilitas dalam Sistem Kandang: Terdapat berbagai sistem kandang yang dapat digunakan, baik sistem litter maupun sistem baterai (cages), sehingga peternak dapat memilih yang paling sesuai dengan kondisi dan kapasitas mereka.
  • Ketahanan terhadap Penyakit: Dengan manajemen yang baik, burung puyuh cenderung lebih tahan terhadap penyakit. Puyuh juga tidak memerlukan banyak vaksinasi, yang mengurangi biaya pemeliharaan lebih lanjut.
  • Pasar yang Stabil: Harga telur puyuh cenderung stabil dibandingkan dengan telur unggas lainnya, sehingga memberikan keuntungan yang konsisten bagi peternak. Hal ini membuat ternak puyuh menjadi pilihan yang menarik untuk usaha jangka panjang.


Kisah Sukses Beternak Puyuh dari Sleman

Salah satu peternak puyuh yang sudah terbukti sukses adalah Edika Perdana Kusuma, warga Dusun Sanan Sendang Arum Minggir, Sleman, Yogyakarta. Dia adalah peternak burung puyuh jenis petelur.

Dika, panggilannya, memulai usaha ternak puyuh ini setelah bekerja selama 12 tahun di perusahaan transportasi di Jakarta. Keputusan untuk pulang kampung dan memulai usaha ternak puyuh muncul dari keinginan untuk lebih dekat dengan keluarga.

Dika memilih usaha ternak puyuh petelur karena dianggap tidak terlalu rumit dan memakan waktu. Dengan luas lahan 6x6 meter, Dika memulai dengan kapasitas 3.000 ekor puyuh. 

Meski sempit, kandang tersebut didesain dengan sirkulasi udara yang baik dan banyak kipas untuk menjaga kesehatan puyuh.



Manajemen dan Perawatan Puyuh

Manajemen dan perawatan puyuh sebenarnya tidak terlalu rumit. Proses utama yang harus dilakukan adalah membersihkan kotoran, memberi makan, dan mengumpulkan telur. 

Selain itu, pemberian suplemen, vitamin, dan probiotik hanya perlu dilakukan seminggu sekali. “Dengan populasi 3.000 ekor puyuh, saya hanya memerlukan waktu sekitar 2 jam setiap pagi untuk melakukan semua tugas tersebut,” cerita Dika seperti ditayangkan di kanal Youtube CapCapung.

Sistem minum puyuh di kandang Dika sudah otomatis menggunakan nipple, sehingga tidak perlu diisi setiap hari. Sistem ini juga membantu menghemat air dan waktu, serta mengurangi risiko penyebaran penyakit dibandingkan sistem mangkok.

Setiap hari, dengan populasi 3.000 ekor puyuh, Dika bisa menghasilkan sekitar 25-27 kg telur dengan tingkat produksi mencapai 80%. Telur-telur ini kemudian disetorkan ke perusahaan yang menjadi mitra, yang juga menyediakan pakan dan DOC (Day Old Chick) serta menjamin harga telur tetap stabil.

Selain telur, kotoran puyuh juga bisa dijadikan sumber penghasilan tambahan. Banyak yang mencari kotoran puyuh untuk usaha cacing sutra. 

Kotoran basah biasanya dihargai sekitar Rp2.000 per ember 25 kg, sementara kotoran kering bisa mencapai Rp25.000 per karung.


Jenis-Jenis Burung Puyuh

Ada banyak jenis puyuh yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, tidak semua puyuh dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pangan. 

Berdasarkan tujuan pemeliharaannya terdapat tiga jenis puyuh yang dapat dipelihara yaitu puyuh petelur, puyuh pedaging, dan puyuh hias. 

Tidak semua jenis puyuh dipelihara secara komersial. Beberapa jenis puyuh berikut cukup populer.

Coturnix coturnix japonica


Puyuh Jepang: Jenis puyuh ini berasal dari Jepang, Taiwan, dan Hong Kong. Puyuh ini dikenal dengan siklus hidup yang pendek dan cepat matang. 

Pengeraman telur memerlukan 16-17 hari dan anak puyuh mencapai dewasa kelamin dalam waktu sekitar 42 hari. 

Puyuh betina dapat bertelur hingga 200 butir pada tahun pertama produksi dengan lama hidup sekitar 2-2,5 tahun. Puyuh jantan memiliki berat tubuh sekitar 100-140 g, sedangkan betina sekitar 120-160 g.

Arborophila javanica


Puyuh Gonggong Jawa: Jenis ini berukuran sedang dengan panjang sekitar 25 cm dan memiliki bulu berwarna kemerahan serta tanda berbentuk cincin hitam di bagian kepalanya. 

Jenis ini dikenal dengan suara yang keras dan monoton, menyerupai suara kereta api.

Rollulus roulroul


Puyuh Mahkota: Ditemukan di hutan-hutan Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. 

Puyuh jantan memiliki jambul berbentuk mahkota berwarna merah dengan pangkal putih, mata merah, dan bulu berwarna hijau dengan nuansa kebiruan. 

Puyuh betina tidak memiliki mahkota dan bulu tubuhnya berwarna hijau dengan sayap kecokelatan.


Kiat Membangun Kandang Puyuh

Membangun kandang puyuh memerlukan perhatian khusus terhadap beberapa aspek untuk memastikan kesehatan dan produktivitas burung puyuh. Berikut adalah langkah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kandang puyuh:

1. Pemilihan Lokasi

  • Lokasi yang Strategis: Pilih lokasi yang mudah diakses dan dekat dengan sumber air bersih. Lokasi harus jauh dari kebisingan dan gangguan untuk mengurangi stres pada puyuh.
  • Ventilasi yang Baik: Pastikan lokasi memiliki sirkulasi udara yang baik untuk menghindari penumpukan amonia dari kotoran puyuh.

2. Desain Kandang

  • Ukuran dan Kapasitas: Ukuran kandang harus disesuaikan dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Untuk sistem baterai, satu kandang biasanya diisi oleh 5-10 ekor puyuh dengan ukuran sekitar 60x60 cm.
  • Sistem Kandang: Ada dua sistem utama yang dapat digunakan:
    • Sistem Litter: Kandang dengan lantai beralas sekam atau serutan kayu. Sistem ini lebih murah namun memerlukan perawatan lebih sering.
    • Sistem Baterai (Cages): Kandang berbentuk rak yang bertingkat, efisien dalam penggunaan ruang dan memudahkan manajemen.

3. Bahan Kandang

  • Material yang Tahan Lama: Gunakan bahan yang tahan lama seperti kawat galvanis untuk dinding dan lantai kandang. Hindari penggunaan bahan yang mudah rusak atau berkarat.
  • Atap dan Dinding: Atap harus tahan bocor dan melindungi dari hujan dan sinar matahari langsung. Dinding kandang harus kuat dan memiliki ventilasi yang cukup.

4. Peralatan Kandang

  • Tempat Makan dan Minum: Gunakan tempat makan dan minum yang otomatis untuk mengurangi kerja manual dan memastikan pasokan makanan dan air selalu tersedia.
  • Penerangan: Pasang lampu penerangan untuk memberikan cahaya yang cukup, terutama pada malam hari atau saat cuaca mendung. Puyuh memerlukan cahaya untuk merangsang produksi telur.
  • Sistem Pembuangan Kotoran: Sediakan sistem pembuangan kotoran yang efisien. Pada sistem baterai, kotoran biasanya jatuh ke bawah dan dapat dikumpulkan secara rutin.

5. Manajemen Kandang

  • Kebersihan: Bersihkan kandang secara rutin untuk menghindari penumpukan kotoran yang dapat menyebabkan penyakit. Kotoran harus dibuang atau diolah menjadi pupuk.
  • Sirkulasi Udara: Pastikan ada ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara. Ventilasi yang baik membantu mengurangi kelembapan dan penumpukan gas berbahaya seperti amonia.
  • Pengaturan Suhu: Jaga suhu kandang agar tetap stabil, idealnya sekitar 21-23°C. Puyuh sensitif terhadap perubahan suhu yang ekstrem.

6. Keamanan

  • Keamanan dari Predator: Pastikan kandang aman dari serangan predator seperti tikus, ular, dan burung pemangsa. Gunakan jaring atau kawat yang kuat untuk melindungi kandang.
  • Kontrol Hama dan Penyakit: Lakukan tindakan pencegahan terhadap hama dan penyakit. Berikan vaksinasi dan suplemen sesuai kebutuhan, serta pantau kesehatan puyuh secara rutin.

Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut, kandang puyuh yang dibangun akan memberikan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi burung puyuh, serta mendukung produktivitas yang optimal.

Post a Comment