Daftar Isi [Tampil]


Tanihoki.com
– Bisakah gen Z beternak dan hidup sukses? Itulah yang dibuktikan oleh Ahmad Yusuf, berusia 22 tahun yang berasal dari Purworejo, Desa Girigondo, Kecamatan Pituruh. 

Yusuf telah menjalankan usaha ternak entok sejak tahun 2017. Usaha ini dimulai dengan hanya memelihara 7 ekor entok jenis rambon, yang kemudian berkembang menjadi sekitar 80 ekor.

Entok (Cairina moschata) adalah jenis unggas unggas yang termasuk dalam keluarga bebek. Entok memiliki tubuh yang lebih besar dan tegap dibandingkan bebek, dengan ciri khas paruh yang lebar dan datar serta kulit berwarna merah di sekitar mata dan paruh. 

Entok sudah sering diternakkan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik dari segi daging maupun telurnya.

Yusuf bercerita, setelah lulus dari SMK, dia menjual beberapa entok pejantan untuk membayar ijazah. 

Dia sempat bercita-cita bekerja di Jepang dan mengikuti kursus selama 7 bulan di Klaten. Namun, Yusuf merasa berat meninggalkan usaha ternak yang sudah dirintisnya itu. 

“Ketika pulang ke rumah, saya melihat kondisi peternakan yang berantakan dan memutuskan untuk kembali fokus pada usaha ternak entok,” ujarnya, seperti dikutip dari kanal YouTube CapCapung. 

Usaha ternak entok sendiri memiliki banyak peluang, seperti penjualan anakan, telur, dan paket indukan. 

Meski relatif mudah, tetap ternak entok juga ada risikonya. Menurut Yusuf, salah satu kendala adalah penyakit. “Saya pernah mengalami masalah penyakit mata biru pada entok, yang hampir memusnahkan seluruh ternak,” katanya. 

Setelah itu, dia membeli entok secara langsung ke lokasi untuk memastikan kondisi hewan sehat sebelum dibawa ke kandang.


Awal Mula Usaha Entok

Ahmad Yusuf, berusia 22 tahun dan berasal dari Purworejo sukses beternak entok. (Sumber: Youtube CapCapung)

Awalnya, Yusuf memulai usaha ini dengan modal sekitar Rp4 juta untuk membeli indukan. 

Sekarang, dia memiliki sekitar 200 ekor entok rambon dan 150 ekor entok jumbo. 

Adapun kandang ternak milikya tidak terlalu luas, dengan panjang 21 meter dan lebar 6 meter untuk kandang indukan jumbo, serta 6 meter untuk kandang anakan.

Untuk pemasaran, awalnya dia memakai Facebook, dengan memposting anakan di grup-grup komunitas. 

“Sekarang, saya juga menggunakan TikTok untuk memasarkan entok, dan penjualan saya sudah mencapai seluruh Indonesia,” tuturnya.

Penjualan anakan entok rambon dihargai Rp20.000 per ekor, sedangkan anakan entok jumbo di bawah 1 minggu dijual Rp80.000 per ekor dan di atas 1 minggu Rp100.000 per ekor.

Selain anakan, Yusuf juga menjual materi breeding dan paket indukan ke berbagai daerah di Indonesia. “Dari usaha ini, saya sudah bisa membeli kendaraan dan menikah, serta sedang dalam proses membangun rumah.”


Modal Usaha Entok

Aktivitas pertenak entok (Capcapung)

Ternak entok tidak memerlukan modal besar dan perawatannya cukup sederhana. 

Menurutnya, yang penting adalah memiliki kandang yang baik, area untuk entok berteduh, dan kolam untuk mandi. 

Kolam juga berguna bagi entok yang sedang mengeram, karena kelembapan membantu proses penetasan telur. 

Selain itu, saluran pembuangan air juga penting untuk mencegah kandang menjadi becek dan menimbulkan penyakit.

“Saya memberikan pakan satu kali sehari dan merawat kandang dengan menyemprot desinfektan setiap minggu. Walaupun perawatan tidak rumit, entok tetap bisa dikonsumsi dan dipelihara oleh masyarakat.”

Bagi kalian yang ingin memulai usaha ternak entok, jangan mudah menyerah, nasihat Yusuf. 

Pasalnya, setiap usaha pasti ada kendalanya, tetapi dengan ketekunan dan kesabaran, insya Allah akan berhasil. 

“Saya juga membuka kesempatan bagi yang ingin membeli anakan atau materi breeding dari kandang saya. Bisa datang langsung ke Desa Girigondo, Kecamatan Pituruh, atau menghubungi saya melalui WhatsApp di nomor 085803411073. Kunjungi juga akun TikTok saya, genjos_spam, untuk informasi lebih lanjut.”


Keunggulan Ternak Entok

  • Daya Tahan Tinggi: Entok memiliki daya tahan tubuh yang kuat terhadap penyakit, sehingga lebih mudah dipelihara dibandingkan unggas unggas lainnya.
  • Cepat Tumbuh: Entok memiliki pertumbuhan yang relatif cepat, mencapai bobot potong pada usia 2-3 bulan.
  • Produktivitas Tinggi: Entok betina mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang cukup banyak, yaitu sekitar 100-150 butir per tahun.
  • Harga Jual Tinggi: Daging dan telur entok memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan daging dan telur ayam, sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar bagi peternak.
  • Permintaan Pasar Tinggi: Permintaan pasar terhadap daging dan telur entok cukup tinggi, terutama di daerah-daerah tertentu di Indonesia.

Untuk memulai ternak entok, kalian bisa dengan memastikan dapat bibit entok (DOD) yang berasal dari peternak atau pembibit yang terpercaya.

Selain itu, kandang entok harus bersih, kering, dan memiliki ventilasi yang baik. Sediakan juga kolam atau tempat mandi untuk entok.

Pakan entok harus mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang. Kalian dapat memberikan pakan pabrikan atau meracik sendiri pakan dari bahan-bahan seperti dedak, jagung, bekatul, dan sayuran.

Untuk menjaga kesehatan entok lakukan vaksinasi dan pencegahan penyakit secara rutin.

Post a Comment